BONSAI MAME

Posted by bysikka4u on Selasa, 15 Juni 2010 |

Dalam kontes, ukuran tanaman jadi perbedaan kelas penilaian untuk membedakan yang besar dan kecil. Ada empat kategori yang diambil, yaitu extra large dengan ukuran tinggi 101-150 cm, large 61-100 cm, medium 1-60cm, small 16-30 cm, dan kelas mame 0-15 cm.

Imutnya Bonsai Ukuran Mini
Bonsai memang jadi satu minatur dari pohon besar. Namun ada juga bonsai yang mempunyai ukuran mini atau yang sering disebut mame. Cukup mengherankan, terutama di kalangan awam, tapi bentuknya yang kecil, membuatnya jadi imut dan lucu untuk dimiliki.

Dalam kontes, ukuran tanaman jadi perbedaan kelas penilaian untuk membedakan yang besar dan kecil. Ada empat kategori yang diambil, yaitu
extra large dengan ukuran tinggi 101-150 cm, large 61-100 cm, medium 1-60cm, small 16-30 cm, dan kelas mame 0-15 cm.

Dilihat dari penghobi, hampir semua kelas mempunyai banyak peminat, karena masing-masing pebonsai punya karakter berbeda, sehingga kesenangan dan kreatifitas yang dihasilkan tentu tak sama. Begitu juga dengan ukuran hasil jadi yang akan ditampilkan.

Penghobi bonsai pemula, biasanya memang ingin cepat menikmati keindahan bonsai. Alternatif paling mudah, yaitu membuat bonsai dengan ukuran mini/mame. Waktunya relatif lebih cepat, dimana hasil jadi bisa terlihat antara 1-2 tahun. Bonsai mungil itu akan jauh lebih menarik bila dipadukan pada pot artistik.
Untuk membuat bonsai mame harus diperhatikan 4 faktor dasar, yaitu lingkungan yang diinginkan, pemilihan gaya, memilih bakalan, dan pembentukan. Memang dilihat dari bentuknya, bonsai mame mempunyai keunikan lebih. Sebab dengan ukuran kecil, tapi sudah memperlihatkan karakter bonsai. Salah satunya ketuaan batang, dimensi, dan arah gerak batang serta cabangnya. Hampir semua jenis tanaman bisa diolah jadi bonsai kelas mame.

Secara struktur, tanaman kecil memang menawarkan satu bentuk yang lucu dan menggemaskan. Lihat saja dari ukuran yang tak lebih besar dari satu buah helm. Cabang yang keluar juga punya karakter kuat, seperti ukuran besar. Sebab, meski berukuran kecil arah gerak batang cabang dan ranting serta struktur tanaman sudah lengkap.

Memang, sebagai bonsai berapapun ukurannya harus tetap memperhatikan kaidah dasar tanaman ini, termasuk kelengkapan struktur dan gerakan yang dimiliki. Di situ, memang akan terjadi perbedaan ukuran yang jauh bila disandingkan ukuran extra large. Itu terlihat bahwa mame seperti jadi anak yang baru lahir.
Meski mempunyai ukuran kecil, tapi jangan harap harga yang ditawarkan juga kecil, bahkan cenderung lebih mahal. Sebab, untuk perlakuan dan perawatannya sama dengan bonsai dewasa, sehingga harga jual juga menyesuaikan.

“Bonsai mame yang sudah jadi paling tidak bisa lebih dari Rp 1 juta,” tandas Mulyono, Sekretaris Perkumpulan Pecinta Bonsai Indonesia (PPBI) Pamekasan Madura.
Meski berukuran kecil, tetap saja sebagai satu karya seni yang harus mendapatkan apresiasi. Dengan ukurannya yang kecil, maka perlakuannya akan semakin rumit, terutama saat wiring (pengkawatan). Apalagi yang dihasilkan oleh tangan maestro bonsai, harga jual jelas lebih fantastis.

Dari Hasil Stek
Dari sejarahnya, memang bonsai mame bisa dibuat dari bibitan maupun bakalan. Namun saat ini, hampir sebagian besar jenis mame merupakan produk stek dari bonsai yang berukuran lebih besar, bukan dari bibit. Selain lebih mudah, cangkok sudah mempunyai gerakan dasar dari indukan.
Langkah ini banyak dilakukan oleh penghobi bonsai yang mempunyai banyak koleksi dan terus melakukan kreasi. Di situ, dalam melakukan perombakan bonsai pasti ada 1-2 cabang atau ranting yang harus dipotong untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

“Daripada dibuang, mending dicangkok jadi mame,” imbuh Soelistyo Sidhi, Penghobi Bonsai di Sidoarjo Jawa Timur (Jatim).

Di lokasi kebunnya, koleksi mame cukup banyak dan hampir seluruhnya dari hasil cangkok. Tapi meski dari cangkokan, mame tetap membutuhkan bentuk baru yang disesuaikan dengan pot dan alur batang dan cabang yang dimiliki, sehingga tetap harus ada proses pengkawatan dan tentunya pemotongan daun maupun bagian tanaman lainnya.

Caranya tidak sulit dan tidak lama, tinggal melihat bagian mana yang hendak dipotong. Setelah mendapatkan posisi yang tepat, tinggal menumbuhkan akar dengan membungkus media tanam. Setelah muncul akar, tinggal dipotong dan dimasukkan dalam pot yang mempunyai ukuran seimbang.

“Memang mudah, tapi hasilnya belum tentu bagus,” tandas Soelistyo.
Karena potongan yang diambil bisa disebut sebagai limbah dari bonsai ukuran besar yang tak diinginkan, jadi bentuknya bisa beragam. Di situ, perlakuan yang dilakukan juga berbeda. Seperti halnya membentuk bonsai baru, maka hasil stek dianggap sebagai bakalan yang bisa baik dan bisa juga jelek.

Kesan Tua dan Beragam Gaya
Secara kualitas, jangan meremehkan bentuk kecil, karena mame juga punya kualitas yang sama dengan ukuran lainnya, bahkan di beberapa kontes jenis mame bisa jadi juara. Kesan tua dari batang yang pecah bukan hal mustahil yang bisa dimiliki oleh jenis ini. Khusus untuk bentuk yang kecil, meski bisa mengambil semua gerakan, tapi tetap terbatas, karena area tak besar.

Namun untuk beberapa jenis, bisa membuat gerakan menyamping, bahkan ke bawah. Untuk gaya formal dan in-formal tetap jadi favorit, termasuk di kelas ukuran mini. Gaya konvensional ini memang paling masuk akal untuk diambil, karena dengan ruang yang terbatas tajuk segitiga dan batang yang lurus akan memberikan dimensi yang luas, meski berukuran kecil. Tapi tak menutup kemungkinan untuk gaya lainnya, tapi kondisi ini tetap tergantung dari kesukaan masing-masing pemilik.

Untuk gaya memang cukup beragam. Pilihan gaya paling sederhana menggunakan model satu batang. Bisa dengan konsep batang lurus, bergelung, miring maupun berbentuk sapu (melebar). Bisa juga dengan menggunakan gaya tiga batang, tapi harus dilakukan proses temple-tempelan atau stek.
Bila proses stek banyak bisa dilakukan, lakukan dengan teknik rebahan/tidur. Gaya lainnya yang mungkin diambil antara lain menggantung dan juga slenting (searah). Bisa pula dibentuk seperti tumbuh di atas batu. Untuk grouping/land scape (gaya hutan) dapat dilakukan dengan menanamkan banyak batang dalam satu pot dengan bantuan aksesoris batu. [wo2k]

Perawatan Lebih Rumit
Untuk perawatan bonsai jenis ini – khusunya pertumbuhan – memang cukup mudah – terutama bakalan cangkok yang tentunya sudah berkembang dengan sehat. Tapi untuk mempertahankan gerakan, jadi hal yang sulit. Sebab salah potong sedikit saja, maka hasilnya bisa hancur.

Kondisi ini memang masuk akal, coba bandingkan dengan ukuran besar saat kita memotong cabang 10 cm, efeknya tak terlalu besar. Tapi saat ukuran mame kita potong dengan panjang yang sama, tentu akan muncul masalah, terlebih bila posisinya salah. Di situ, perlu kejelian lebih dari pemilik untuk melihat potensi dari mame, karena ukuran yang lebih kecil, maka cara pandang harus lebih besar. Sebab, sekecil apapun bonsai harus memberikan nuansa besar bagi yang menikmatinya, sehingga tantangan lebih diberikan untuk merawat jenis mame.

Kesan besar sendiri bisa dilakukan dengan pembentukan dimensi, terutama di bagian belakang tanaman. Jadi meski kecil, tanaman tetap terlihat lebar dengan adanya cabang di bagian belakang tanaman. Nah, kesulitan lainnya adalah kelenturan tanaman, dimana untuk mame dinilai kurang keras.
Sebagai hasil stek yang ada di bagian atas tanaman, meski mempunyai kesan tua, secara biologis jadi tanaman muda yang tumbuh lebih cepat. Di situ, kontrol lebih harus dilakukan, agar gerakan yang diinginkan tak menyimpang dari konsep awal. [wo2k]http://www.daunbagus.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=210

Dari : tabloidgallery.wordpress.com